SKRIPSI POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH
SKRIPSI POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH
Di Posting Oleh : Admin
Kategori : contoh skripsi pendidikan PKN panti asuhan pembinaan kedisiplinan skripsi pendidikan PKN tata tertib Blog Tutorial, Teknologi dan Kesehatan: Mangaip Blog
Di Posting Oleh : Admin
Kategori : contoh skripsi pendidikan PKN panti asuhan pembinaan kedisiplinan skripsi pendidikan PKN tata tertib Blog Tutorial, Teknologi dan Kesehatan: Mangaip Blog
(KODE : PEND-PKN-0001) : SKRIPSI POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga dalam konteks sosial budaya tidak bisa dipisahkan dari tradisi budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dalam konteks sosial, anak pasti hidup bermasyarakat dan bergumul dengan budaya yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ni orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar menjadi orang yang pandai hidup bermasyarakat dan hidup dengan budaya yang baik dalam masyarakat (Djamarah, 2004 : 20).
Anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada manusia, keberadaan anak merupakan faktor yang dianggap penting dalam keluarga. Anak juga merupakan penerus kelangsungan suatu keluarga. Oleh sebab itu diperlukan pembinaan yang benar-benar baik bagi anak di dalam menghadapi masa depan dan lingkungan masyarakat. Mengasuh dan membina anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua di mana dalam hal ini sangat berperan dalam membentuk dan mengembangkan tingkah laku anak terutama pada masa awal sampai remaja orang tualah yang pertama kali memperkenalkan nilai, norma, pada anak mereka dengan menggunakan pola asuh tertentu.
Berbahagialah bagi anak-anak yang memiliki kedua orang tua mereka karena mereka benar-benar mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari kedua orang tua mereka, terutama dalam hal membimbing, pengawasan, pendidikan dan perlindungan, berbeda dengan anak-anak yang kehilangan orang tua mereka, tanpa suatu bimbingan, perhatian, pendidikan dan perlindungan.
Maka berdasarkan pasal 34 ayat (1) undang-undang dasar 1945 yang berbunyi "fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara".
Pemerintah membuat suatu tempat untuk menampung anak-anak yang disebut dengan nama anti asuhan. Panti asuhan adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial, bagi kesejahteraan sosial bagi anak-anak terlantar (Mahfani, 2009 : 63). Penyebab anak penghuni panti asuhan di antaranya anak dari orang tua fakir miskin, anak yatim piatu dan anak yang diabaikan oleh orang tuanya sendiri.
Di panti asuhan anak-anak akan menemukan keluarga baru, keluarga merupakan inti terkecil yang mempunyai peran yang strategi dalam pemahaman tingkah laku, keluarga dapat dipandang sebagai suatu organisasi budaya yang senantiasa dan sekaligus mengembangkan kebudayaan manusia. Oleh karena itu sebagai suatu organisasi keluarga perlu juga menciptakan yang berbudi pekerti luhur, tingkah laku yang baik untuk membantu anak-anaknya bersikap sesuai yang diharapkan.
Keluarga juga terdiri dari individu-individu yang dapat berfungsi sebagai barometer kehidupan yang berbudi pekerti luhur. Terutama oleh bapak ibu asuh yang ada dalam keluarga panti asuhan sebagai pengganti orang tua mereka. Peran bapak dan ibu asuh sangat besar pengaruh disiplin diri. Tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkembangkan dan diterapkan sesuai perbuatan para pelakunya. Sejalan dengan hal tersebut perlu adanya suatu pola pembinaan disiplin yang diharapkan maka orang tua asuh memberikan teladan dan dituntut untuk menaati terlebih dulu nilai-nilai yang diupayakan kepada anak. Dengan demikian bantuan mereka ditangkap oleh anak-anak secara utuh, sehingga memudahkan untuk menangkap dan mengikutinya misalnya : orang tua asuh jika mendengar suatu azan dan segera mengambil air wudhu dan langsung mengerjakan sholat atau segera mengerjakan sholat. Teladan menjadi dasar timbulnya kepercayaan dan kewibawaan orang tua asuh dalam diri anak-anaknya.
Pada umumnya pola pembinaan ada 3 macam tipe yaitu :
1. Pola otoriter
Ciri dari pola asuh ini menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak-anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dikontrol oleh anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua.
2. Pola demokratis
Kedudukan antara orang tua dan anak sejajar, suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Anak diberi kepercayaan dan dilatih untuk mempertanggungjawabkan segala tindakannya.
3. Pola permisif
Segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak, apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak. Anak cenderung bertindak semena-mena tanpa pengawasan orang tua. la bebas melakukan apa saja yang ia inginkan (Dariyo, 2004 : 97).
Pola pembinaan di panti asuhan berupa pembinaan disiplin, pembinaan moral, tata tertib, pembinaan agama dan pembinaan lain-lainnya. Dengan pembinaan itu diharapkan anak benar-benar telah siap untuk hidup bermasyarakat, bertanggung jawab, mampu hidup layak dan dapat berperilaku dan berperan serta dalam proses pembangunan.
Pembinaan yang dilaksanakan dalam panti Asuhan Muhammadiyah sangat demokratis, bila anak asuh membuat kesalahan maka mereka akan memanggil anak asuh itu dan memberikan peringatan-peringatan, kalau masih membuat kesalahan lagi maka anak tersebut akan mendapatkan sanksi-sanksi yang berupa sanksi fisik tapi bersifat positif dan mendidik.
Anak asuh tersebut mulai masuk panti asuhan dari sekolah dasar, sampai SMA yang kemudian mereka dibekali dengan keterampilan agar mereka setelah keluar dari panti asuhan tersebut sudah dapat bekerja dan hidup mandiri.
Adapun pola pembinaan di Panti Asuhan Muhammadiyah Desa X yaitu kegiatan diikuti anak panti asuhan, kegiatan tersebut dimulai hari senin sampai dengan hari minggu selepas pulang sekolah, kegiatan tersebut meliputi : pulang sekolah mereka melaksanakan sholat dhuhur, habis sholat dhuhur makan siang, sehabis makan siang mereka istirahat siang sampai pukul 15.30 mereka bangun mandi sehabis mandi mereka melaksanakan sholat ashar berjamaah dan setelah sholat ashar bagi mereka yang mendapat giliran piket mereka melaksanakan piket, yaitu menyapu dan mengepel. Pukul 18.00 mereka melaksanakan shalat magrib berjamaah. Sehabis mereka melaksanakan shalat magrib, sehabis sholat magrib mereka makan malam. Pukul 19.00 melaksanakan sholat Isya berjamaah, sehabis sholat berjamaah mereka mengikuti ekstra kurikuler semua mata pelajaran fiqih sampai malam, dari pukul 20.00 sampai 22.00 sehabis itu tidur malam. Kegiatan yang lain juga ada hari minggu khususnya mereka les montir.
Pola pembinaan yang ada di panti asuhan Muhammadiyah yaitu pola pembinaan demokratis. Anak diberi tanggung jawab artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Pembinaan disiplin di panti asuhan Muhammadiyah pembinaan yang menyangkut tata tertib/peraturan pola pembinaan kedisiplinan dan tata tertib anak yang dilakukan oleh orang tua asuh dengan cara menanamkan nilai-nilai moral, memberi nasehat dan dorongan serta memberi hukuman kepada anak yang ada di panti, sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar pada panti asuhan dalam mendidik anak khususnya untuk kedisiplinan dan mematuhi tata tertib.
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi judul penelitian ini adalah "POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DESA X".
Komentar
Posting Komentar